Audit terhadap siklus pengeluaran (expenditure cycle) adalah proses audit yang bertujuan untuk memastikan bahwa pengeluaran perusahaan telah dilakukan dengan tepat dan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Siklus pengeluaran meliputi semua aktivitas yang terkait dengan pengeluaran, mulai dari permintaan pembelian barang atau jasa, persetujuan, pembayaran, hingga pencatatan transaksi dalam sistem akuntansi.
Berikut adalah beberapa langkah dalam melakukan audit terhadap siklus pengeluaran:
- Memahami dan mengevaluasi sistem pengendalian internal perusahaan terkait dengan siklus pengeluaran, termasuk prosedur dan kebijakan yang digunakan dalam mengelola pengeluaran.
- Melakukan pengujian substantif atas transaksi pengeluaran, seperti memeriksa dokumen transaksi, konfirmasi dengan pihak-pihak terkait, serta memeriksa ketersediaan dan kecocokan dokumen pendukung seperti faktur dan surat jalan.
- Mengevaluasi kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam pengelolaan hutang perusahaan, termasuk pemantauan usia hutang, akurasi saldo hutang, dan kecukupan dana yang tersedia untuk membayar hutang.
- Melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan perusahaan dan memastikan bahwa pengeluaran telah dicatat dengan akurat dan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
- Mengevaluasi kinerja manajemen dalam mengelola siklus pengeluaran dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan dan peningkatan proses dan sistem pengendalian internal.
Selain itu, auditor juga harus memastikan bahwa semua tindakan yang dilakukan selama proses audit sesuai dengan standar audit yang berlaku, serta harus mematuhi etika dan integritas dalam menjalankan tugasnya.
Sistem pengendalian internal perusahaan adalah seperangkat prosedur dan kebijakan yang dirancang untuk membantu perusahaan mencapai tujuan bisnisnya, melindungi aset perusahaan, memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan kebijakan yang berlaku, serta memastikan kualitas informasi keuangan yang dihasilkan. Sistem pengendalian internal ini melibatkan seluruh karyawan perusahaan, dari manajemen hingga karyawan operasional.
Berikut adalah beberapa komponen utama dari sistem pengendalian internal perusahaan:
- Lingkungan pengendalian (control environment), yaitu sikap, nilai-nilai, etika, dan kebijakan yang diterapkan oleh manajemen perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.
- Penilaian risiko (risk assessment), yaitu proses identifikasi, evaluasi, dan penilaian risiko yang mungkin dihadapi oleh perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.
- Kegiatan pengendalian (control activities), yaitu prosedur dan kebijakan yang dirancang untuk meminimalkan risiko, seperti pembatasan akses terhadap aset perusahaan, pemisahan tugas, serta pemeriksaan dan konfirmasi transaksi.
- Informasi dan komunikasi (information and communication), yaitu proses penyampaian informasi yang akurat dan tepat waktu kepada pihak yang berkepentingan dalam perusahaan.
- Pemantauan (monitoring), yaitu proses pemantauan dan evaluasi terhadap efektivitas sistem pengendalian internal yang telah diterapkan, serta tindakan perbaikan yang diperlukan.
Dalam praktiknya, sistem pengendalian internal perusahaan harus disesuaikan dengan ukuran dan kompleksitas perusahaan, serta harus disesuaikan dengan lingkungan bisnis dan peraturan yang berlaku. Sistem pengendalian internal yang efektif dapat membantu perusahaan mencapai tujuan bisnisnya dan menghindari risiko-risiko yang mungkin terjadi, serta membantu memastikan keberlangsungan bisnis yang berkelanjutan.
Artikel terkait : cara-melakukkan-audit-pada-perusahaan