Pengusaha sering terlalu bersemangat untuk memulai bisnis mereka secepat mungkin. Namun, rencana bisnis yang realistis adalah langkah pertama menuju kesuksesan, karena menjelaskan bagaimana bisnis akan menghasilkan keuntungan dalam jangka panjang. Ini diarahkan pada audiens tertentu dan memiliki tujuan tertentu. Misalnya, rencana bisnis mungkin ingin meyakinkan perusahaan untuk memulai proyek baru atau investor untuk berinvestasi dalam proyek tersebut. Anda mungkin bertanya-tanya, “Dari mana saya harus memulai?” Baca tips kami untuk membuat rencana bisnis yang matang dan terorganisir.
-
Mengetahui Audiens
Sebuah rencana bisnis ditulis untuk tujuan yang berbeda, masing-masing dengan audiens yang berbeda. Misalnya, rencana bisnis yang ditulis dalam tahap pengembangan bisnis kemungkinan besar akan menargetkan investor. Nada dari rencana bisnis ini akan bersifat persuasif untuk meyakinkan investor bahwa ide bisnisnya menjanjikan dan akan bermanfaat bagi mereka untuk membantu mendanainya. Jenis rencana bisnis umum lainnya adalah yang ditulis sebagai rencana ekspansi untuk perusahaan. Para manajer dan dewan direksi ingin mendengar tentang kinerja masa lalu dari tim yang bertanggung jawab atas ekspansi tersebut. Nada dari rencana bisnis iniakan menjadi perpaduan nada informatif dan persuasif. Kuncinya adalah mengetahui audiens yang akan membaca rencana bisnis dan harapan mereka.
-
Menetapkan Tujuan yang Jelas dan Realistis
Sebelum menulis rencana bisnis, Anda harus memiliki tujuan bisnis yang jelas dan realistis . Pertimbangkan untuk menjawab dua pertanyaan berikut: Apa yang ingin dicapai oleh bisnis, dan apa yang mampu dicapai oleh bisnis? Meskipun investor akan berinvestasi dalam proyek yang memiliki masa depan yang berkelanjutan dan cenderung menghasilkan keuntungan yang tinggi, membuat proyeksi penjualan yang tidak realistis akan mendorong investor menjauh. Ini berarti bahwa riset pasar dan industri yang tepat diperlukan untuk memahami pelanggan, menganalisis persaingan, mendapatkan kesadaran akan pola pembelian, menilai kesenjangan pasar, mengetahui pemasok, dan banyak lagi. Semakin mendalam penelitiannya, semakin baik. Selalu berusaha untuk data yang realistis.Hindari bersikap optimis yang tidak realistis, karena ini akan membuat investor menjauh.
-
Mencantumkan Komponen yang Diperlukan
Sebelum menulis rencana bisnis, buat daftar komponen yang diperlukan dari rencana bisnis. Misalnya, setiap rencana bisnis harus menyertakan informasi tentang target pasar, analisis industri, proyeksi penjualan dalam tiga tahun pertama, biaya yang dikeluarkan dalam tiga tahun pertama, rencana pemasaran, dan nilai yang akan ditambahkan ke bisnis yang ada. atau investor. Ini akan membantu melacak rencana dan akan memastikan bahwa rencana bisnis yang efektif dibuat. Ini akan mencakup semua aspek yang relevan, membantu investor dan dewan direksi membuat keputusan. Tujuan dari rencana bisnis adalah untuk meyakinkan audiensuntuk percaya pada proyek dan membujuknya untuk mengambil tindakan yang diperlukan; oleh karena itu, itu harus mencakup semua informasi yang ingin diketahui audiens.
-
Ketahui Persaingan dan Tren Pasar
Rencana bisnis harus ditulis dengan mempertimbangkan persaingan. Dengan ini, kami bermaksud itu harus kompetitif sesuai standar industri. Misalnya, rencana ekspansi harus memprediksi tujuan pesaing dan mendikte tindakan yang disarankan untuk menanggapi proyeksi ini. Ini akan membantu perusahaan memahami signifikansinya sambil mengembangkan dan mempertahankan keunggulan kompetitif di pasar. Jika pesaing terbesar sedang berekspansi ke pasar baru, mungkin inilah saatnya bagi Anda untuk pindah juga!
Sebuah rencana bisnis membutuhkan banyak usaha dan penelitian bahkan sebelum semuanya dituliskan di atas kertas. Jika didukung oleh penelitian yang tepat dan data faktual, rencana ini menjadi lebih efektif dan persuasif. Itu dapat meyakinkan audiens untuk mengambil tindakan yang diperlukan, seperti berinvestasi dalam bisnis, menyetujui proyek baru, dan banyak lagi. Berhati-hatilah untuk memastikan bahwa rencana bisnis Anda dipikirkan dengan matang dan diatur dengan cermat. Jangan terburu-buru!
Sumber: https://www.completecontroller.com
Artikel Terkait: Risiko Strategis Vs. Resiko operasional