Konsep Al-Quran menjadi pedoman bagi akuntansi syariah dalam menekankan nilai-nilai Islam. Karena kitab suci umat Islam ini banyak menyinggung tentang pemakaian akuntansi sebagai sistem informasi secara wajar, benar dan akurat. Akuntansi syariah dapat meningkatkan kualitas sebagai pengendali keuangan perusahaan atau sejenisnya. Adapun ciri akuntansi syariah antara lain:
Konsep
Akuntansi ini tidak membenarkan membagi keuntungan atau keuntungan yang belum terkumpul. Meski begitu, akuntansi syariah membenarkan bahwa keuntungan dinyatakan sebagai hasil dari penjualan. Namun, konsep akuntansi ini menyatakan bahwa keuntungan muncul pada saat barang yang bersangkutan berkembang atau mendapatkan nilai.
Teori
Penggunaan teori akuntansi yang islami juga cukup berbeda. Akuntansi jenis syariah memegang teguh pada suatu cara, yaitu cara untuk menghadapi kemungkinan resiko dan bahaya untuk menentukan harga atau nilai. Penentuan harga adalah dengan memperhatikan nilai tukar.
Fungsi mata uang, apapun wujudnya memiliki anggapan yang sama. Pokok utamanya adalah mata uang sebagai nilai tukar.
Fungsi mata uang
Setiap jenis mata uang memiliki posisi yang sama. Uang fisik, emas, perak, dan komoditas lainnya memiliki kedudukan yang sama. Penggunaan mata uang oleh perantara adalah untuk menentukan sumber harga atau nilai suatu barang.
Bukan hanya emas, perak, atau uang fisik saja. Pada akuntansi syariah, mata uang juga bisa berupa barang yang menjadi alat tukar. Misalnya, ketika membeli sepeda motor baru Anda bayar dengan sejumlah uang dan motor bekas (tukar tambah), maka motor bekas Anda adalah mata uang.
Aktiva
Barang-barang dasar dalam konsep akuntansi syariah terklasifikasi ke dalam beberapa kategori, termasuk barang dan uang. Selain itu, barang masih terbagi menjadi dua kategori, perdagangan barang dan properti.
Barang perdagangan adalah barang yang perusahaan jual. Bisa jadi produk atau layanan. Sedangkan properti, seperti aset perusahaan dapat berbentuk alat manufaktur, bangunan, ruang komersial, tanah, dan sebagainya.
Jenis laba
Akuntansi ini membagi keuntungan menjadi dua kategori, yaitu capital gain dan principal income. Semua keuntungan ini harus berasal dari transaksi. Jika ada sumber ilegal (haram), itu harus dapat Anda jelaskan. Keuntungan ilegal ini tidak boleh Anda berikan kepada mitra yang bersangkutan, atau tercampur dengan modal pokok.
Selain itu, asal usul dan pengarahan sumber dana yang ada hanya ke lokasi yang ulama sarankan.
Apa Perbedaan Akuntansi Syariah dengan Akuntansi Konvensional?
- Menafsirkan dan mengklasifikasikan data merupakan dasar dari akuntansi konvensional. Informasi yang akuntan sampaikan adalah prakiraan yang terbaik untuk memastikan bahwa perusahaan akan berinvestasi dalam sistem tersebut.
- Perbedaan utama antara akuntansi Islam dan konvensional adalah bagaimana informasi dibagikan. Akuntansi tipe syariah memberikan seluruh prospek informasi, baik atau buruk, dengan cara yang jelas dan ringkas. Sementara informasi akuntansi konvensional hanya menyajikan informasi pilihan saja.
- Dalam akuntansi konvensional, klasifikasi aset adalah sebagai modal tetap (aset tetap) dan modal lancar (aset lancar), sedangkan dalam akuntansi Islam, klasifikasi aset adalah sebagai properti dalam bentuk uang (tunai) dan properti dalam bentuk barang (saham), dan kemudian mengklasifikasikan kembali barang sebagai properti atau barang perdagangan.
- Dalam konsep syariah, mata uang seperti emas, perak, dan barang lain yang sama kedudukannya dan bukan menjadi tujuan dari segalanya, melainkan hanya sebagai perantara untuk pengukuran dan penentuan nilai atau harga, atau sebagai sumber harga atau nilai.
- Konsep konvensional mempraktikkan teori pencadangan dan ketelitian dari menanggung semua kerugian dalam perhitungan, serta mengenyampingkan laba yang bersifat mungkin, sedangkan konsep syariah sangat memperhatikan hal itu dengan cara menentukan nilai atau harga dengan berdasarkan nilai tukar yang berlaku serta membentuk cadangan untuk kemungkinan bahaya dan resiko.
- Konsep konvensional menerapkan prinsip laba secara universal, mencakup laba dagang, modal pokok, transaksi, dan juga uang dari sumber yang haram. Berbeda dengan konsep syariah yang membedakan antara laba dari aktivitas pokok dan kapital, dengan yang berasal dari transaksi.
- Dalam syariah pun juga harus menjelaskan pendapatan dari sumber yang haram jika ada, dan berusaha menghindari serta menyalurkan pada tempat-tempat yang telah ulama tentukan. Perusahaan tidak boleh membagi laba dari sumber yang haram kepada mitra usaha atau mencampur dengan pokok modal.
- Konsep konvensional menerapkan prinsip bahwa laba terjadi ketika adanya jual-beli, sedangkan konsep syariah memakai kaidah bahwa laba itu akan ada ketika adanya pertumbuhan pada nilai barang, baik yang telah terjual maupun yang belum. Walau begitu, jual beli adalah suatu keharusan untuk menyatakan laba.
Kelebihan Akuntansi Syariah
Sistem bagi hasil
Akuntansi syariah tidak menggunakan sistem bunga, melainkan sistem bagi hasil di mana semua pihak terlibat atas risiko.
Menggunakan sistem bagi hasil dapat Anda lihat dengan jelas keuntungannya. Penetapan sistem pembagian hasil juga harus sesuai dengan perjanjian awal.
Misalnya, ada dua pihak, yang pertama bertindak sebagai pemilik modal dan yang kedua bertindak sebagai manajer modal. Kedua belah pihak akan memahami bagaimana menghasilkan keuntungan dan akan memastikan bahwa keuntungan pendistribusian sesuai dengan kesepakatan yang seluruh pihak sepakati sejak awal.
Penerapan prinsip jual beli mudharabah
Akuntansi syariah menganut prinsip-prinsip Islam dalam hal pembelian dan penjualan. Misalnya, transaksi antara bank dan pelanggan yang mengajukan kredit.
Melalui prinsip murabahah, nasabah dan bank akan mengembangkan sistem kerja berdasarkan kesepakatan awal yang sesuai perjanjian antara kedua belah pihak.
Dengan menerapkan prinsip ini, kedua belah pihak juga harus menyetujui jumlah bunga yang akan mereka bayar dan terima terlepas dari suku bunga yang berlaku.
Menghindari riba
Riba merupakan penetapan bunga atau melebihkan jumlah nominal pinjaman saat pengembalian berdasarkan persentase tertentu dari jumlah pinjaman pokok yang dibebankan kepada peminjam.
Dalam akuntansi Islam, laporan ini tersaji tidak dengan riba, melainkan menggunakan konsep time of value, sehingga terlihat lebih baik dan memenuhi kebutuhan investor, daripada hanya menggunakan nilai waktu konsep uang.
Akuntansi Islam menunjukkan bahwa transaksi bisnis dapat mencakup nilai-nilai moral dan standar juga.
Adanya unsur tenggang rasa
Akuntansi syariah tidak hanya berkaitan dengan implementasi akuntansi; ia juga menggabungkan komponen zakat, yang merupakan salah satu kelebihannya.
Teori akuntansi juga mengatur dan mempertimbangkan tidak hanya kepentingan bisnis, tetapi juga kepentingan yang memiliki unsur toleransi pada semua pihak.
Dasar hukum Tuhan
Dengan menerapkan sistem akuntansi syariah, penggunaan kerangka hukum berdasarkan prinsip-prinsip agama Islam. Di mana ketentuan dan dasar hukum bukan manusia yang menciptakan, tetapi oleh Tuhan.
Karena ketentuannya tidak perlu dipertanyakan dan tidak akan berubah seiring berjalannya waktu. Dengan menerapkan sistem akuntansi syariah, bisnis akan menunjukkan peningkatan tanggung jawab sosial dan peningkatan etika bisnis.
Ini hanya beberapa konsep dan manfaat dari sistem akuntansi syariah. Dengan menerapkan sistem ini, bisnis Anda tidak hanya dapat berkembang, tetapi juga berkontribusi pada perkembangan masyarakat yang lebih luas.
Kesimpulan
Akuntansi Islam dan akuntansi konvensional memiliki perbedaan dalam prinsip, ide, kepribadian, dan tujuan modal yang berbeda. Sehingga, kebutuhan laporan yang lembaga keuangan Islam butuhkan tentu berbeda dari pengguna informasi yang lembaga konvensional perlukan.
sumber : https://www.hashmicro.com
artikel terkait :