Pengertian Ekonomi Makro – Ekonomi merupakan salah satu ilmu yang telah berkembang sejak zaman peradaban kuno dulu. Dari mulai bentuk yang paling sederhana, ilmu ekonomi berkembang menjadi lebih kompleks dan terstruktur seperti saat ini.
A. Pengertian Ilmu Ekonomi
Sebelum membahas tentang Ekonomi Makro kita perlu menyamakan persepsi terlebih dahulu mengenai apa itu ilmu ekonomi. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki dua definisi terkait hal ini. Definisi pertama, ilmu ekonomi adalah ilmu tentang produksi, distribusi, dan konsumsi barang, serta berbagai masalah yang bersangkutan dengan itu, seperti tenaga kerja, pembiayaan, dan keuangan.
Sementara definisi kedua dari ilmu ekonomi dalam KBBI adalah ilmu pengetahuan tentang kegiatan sosial manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup yang diperoleh dari lingkungannya. Segala hal mengenai ilmu ekonomi dapat Grameds pelajari pada buku Pengantar Ilmu Ekonomi di bawah ini.
B. Cabang Ilmu Ekonomi: Ekonomi Mikro dan Makro
Dua cabang utama dari ilmu ekonomi adalah Ekonomi Makro (Makroekonomi) dan Ekonomi Mikro (Mikroekonomi). Seperti tercermin pada namanya, kedua teori ekonomi ini pun bertentangan kontennya. Secara singkat, Ekonomi Makro memfokuskan studinya pada ekonomi secara menyeluruh dan total. Sementara Ekonomi Mikro merupakan studi yang menyoal unit ekonomi secara perorangan.
Diferensiasi antara kedua teori ekonomi tersebut juga berdasarkan pada bagaimana para pakar ekonomi menekankan tema pembahasannya. Penekanan para penganut Teori Ekonomi Makro adalah pada perilaku agen-agen ekonomi secara keseluruhan (agregat). Buku Teori Ekonomi Makro oleh Telisa Aulia Falianty akan menjadi pilihan yang tepat bagi Grameds untuk mempelajari lebih dalam mengenai teori ekonomi makro.
Sementara itu mereka yang menganut Teori Ekonomi Mikro memberikan penekanan analisanya pada perilaku perorangan atau individu. Contohnya, bagaimana perilaku perusahaan selaku produsen, juga konsumen dan tenaga kerja dalam konteks yang terbatas (industri) seperti yang dijelaskan pada buku Teori Ekonomi Mikro Edisi 3 oleh Muh Abdul Halim.
Perbedaan lainnya dari kedua teori ekonomi ini adalah asumsi-asumsi yang digunakan. Teori Ekonomi Mikro—yang sering juga disebut sebagai Teori Ekonomi Klasik—berasumsi bahwa struktur pasar adalah bentuk persaingan yang sempurna, informasinya pun sempurna dan simetris, ada kesamaan (homogen) dalam input dan output-nya, serta para pelaku ekonominya rasional dan bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan.
Teori ini juga menyampaikan asumsi bahwa penyesuaian melalui mekanisme pasar seketika dapat tercapai, serta uang hanya memiliki fungsi sebagai alat transaksi saja. Dengan demikian, menurut para penganut Teori Ekonomi Klasik ini masalah ekonomi hanya pada sisi penawarannya saja. Adam Smith adalah tokoh ekonomi yang populer sebagai motor Teori Ekonomi Mikro ini.
Momentum Great Depression yang terjadi pada periode 1929—1933 menjadi tonggak bangkitnya Teori Ekonomi Makro. Teori ini lahir sebagai kritik atas Teori Ekonomi Klasik ala Smith. Teori Ekonomi Makro ini dipelopori oleh John Maynard Keynes, karena itu pengikut teori ini kemudian disebut dengan Keynesian.
Berkebalikan dengan asumsi para pengusung Teori Ekonomi Mikro, kaum Keynesian beranggapan bahwa struktur pasar memiliki kecenderungan yang monopolistik dengan informasi asimetris dan tak sempurna. Input dan outputyang dijadikan pertukaran juga beragam (heterogen). Keynesian juga berasumsi bahwa uang tidak hanya dianggap sebagai alat transaksi saja.
Namun, uang juga dapat dimanfaatkan sebagai alat penyimpan nilai. Dengan demikian, uang sangat mungkin digunakan untuk mendapatkan keuntungan melalui tindakan yang spekulatif. Dari serangkaian asumsi di atas, mereka yang sepakat pada Ekonomi Makro berpandangan bahwa peran pemerintah sangatlah dibutuhkan dalam pengelolaan perekonomian melalui kebijakan moneter dan fiskal.
Sumber : www.gramedia.com/
Artikel Terkait : langkah penting yang harus dilakukan untuk menjual usaha kecil anda