Menghadapi era industri termutakhir masa kini, perkembangan ekonomi digital telah membuka berbagai kemungkinan baru sekaligus meningkatkan resiko secara bersamaan. Perubahan tersebut memberikan dampak signifikan dalam perkembangan akuntansi. Di era ini, perkembangan teknologi dan inovasi seolah berkejaran dengan waktu. Inovasi-inovasi baru mendorong terciptanya pasar baru dan menggeser keberadaan pasar lama. Mesin dan robot pintar kini banyak mengambil peran dan seakan menguasai dunia.
Di era digital dan perkembangan teknologi seperti sekarang, arus informasi berjalan begitu cepat, teknologi internet telah mengubah pandangan seseorang dalam mendapatkan informasi, termasuk dalam dunia akuntansi bisnis. Perkembangan teknologi mengubah bisnis, menjadikan tidak banyaknya sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam bisnis termasuk staf akuntansi. Hal ini mengakibatkan Profesi akuntan underestimate terkait dampak teknologi terhadap pekerjaan akuntan. Ini menjadikan tantangan berat yang harus dijawab.
Kepala Pusat Pembinaan Profesi Keuangan Sekertariat Jendral Kementrian Keuangan Republik Indonesia, Langgeng Subur Ak., M.B.A, CA., CPA., FRICS., menginformasikn bahwa besarnya kemungkinan profesi akuntan tergantikan oleh robot adalah 95 persen. Besaran prosentase tersebut dikarenakan perkembangan Robotics and Data Analytics (Big Data) yang mengambil alih pekerjaan dasar yang dilakukan oleh akuntan (mencatat transaksi, mengolah transaksi, memilah transaksi). Oleh sebab itu, Chief Executive Officer (CEO) Data Briven Asia, Muhammad Imran menyarankan para akuntan untuk mulai mempelajari programming dan algoritma serta harus mengembangkan kompetensi yang penting bagi seorang akuntansi yaitu data analysis, information technology development and leadership skills.
Potensi teknologi menggantikan peran profesi akuntan hanya menunggu waktu. Peran akuntan akan bersifat strategis dan konsultatif. Maka dari itu akuntan perlu memiliki sertifikasi misalnya fasih berteknologi, supaya mampu bertahan dalam bersaing. Seorang akuntan juga harus memiliki strategi, diantaranya penguasaan soft skill baik interpersonal skills maupun intra-personal skills, Business understanding skills dan technical skills agar mampu menjawab tantangan diera digital ini.
Seorang akuntan harus aware terhadap perkembangan revolusi industri 4.0 dengan melihat kesempatan yang ada. Menurut Eko Suwandi M.sc., PhD, Dekan FEB UGM bahwa suatu hal dapat punah akibat dari ketidak mampuan dalam beradaptasi dengan perubahan. Perusahaan-perusahaan dapat kehilangan daya saingnya apabila tidak menghiraukan perubahan-perubahan ini ke dalam strategi bisnis dan strategi kepemimpinan mereka.
Maka dari itu diharapkan semua orang dapat menjadi bagian dari perubahan tersebut. Hal ini juga merupakan tekanan untuk institusi pendidikan agar membuat kurikulum yang relevan bagi mahasiswa akuntansi untuk menyesuaikan dengan konektivitas digital sehingga diharapkan para lulusan yang akan menjadi akuntan mampu beradaptasi di era digital saat ini.
Perubahan era memang tidak bisa dihindari, maka dari itu harus selalu bisa mengontrol reaksi dan sikap terhadap perubahan tersebut agar bisa ikut maju mengikuti perkembangan zaman. Dalam sektor akuntansi, berbagai tantangan yang hadir seiring datangnya era digital tak bisa dibiarkan begitu saja, harus dipelajari dengan baik agar dapat menentukan sikap untuk mengatasinya. Fasih berteknologi merupakan salah satu kunci menghadapi tantangan di era ini.
Sumber : www.kompasiana.com
Artikel Terkait : http://akuntansi.uma.ac.id/2021/12/17/tantangan-pada-sektor-akuntansi-bisnis-di-era-digital/