Balance Scorecard (BSC) ialah metode pengukuran akibat kerja yang dipergunakan perusahaan buat menaikkan, mengidentifikasi dan mengukur beberapa fungsi dari internal bisnis dan akibat eksternal asal usaha tadi. Data yang digunakan pada Balance Scorecard ini pula sangat diharapkan buat mendukung hasil kuantitatif sebagai bahan buat memilih suatu keputusan.
Scorecard memiliki makna berupa kartu skor. Kartu skor yg dimaksud sebagai kartu yg digunakan buat merencanakan suatu strategi sesuai skor yang telah diwujudkan pada masa yang akan tiba. Sedangkan Balance sendiri mempunyai arti yg seimbang, mengukur kinerja seorang secara seimbang dari segi keuangan maupun non keuangan, jangka panjang dan jangan pendek, internal juga eksternal.
agar kinerja perusahaan lebih efektif dan efisien, info yg akurat sangat diharapkan buat mewakili sistem kerja yang akan dilakukan. di sistem Balance Scorecard ini terdapat beberapa jenis perspektif buat mengetahui bagaimana berukuran kinerja perusahaan agar lebih efektif dan efisien, berikut jenis – jenis perspektif yg ada di sistem BSC:
Financial Perspective (Perspektif Keuangan)
Financial Perspective berkaitan dengan pemasukan dan pengeluran keuangan perusahaan. Perusahaan harus bisa mengelola keuangan menggunakan baik agar keuangan perusahaan dapat terus stabil baik berasal pemasukan juga pengeluaran. Keuangan tadi wajib dicatat secara jelas serta berurutan supaya pihak keuangan bisa mengamati laju pertumbuhan berasal keuangan perusahaan. terdapat beberapa tolak ukur dalam perspektif keuangan, yaitu:
Pertumbuhan asal pertambahan yg didapat selama proses usaha berlangsung.
Penurunan aset secara optimal dan memaksimalkan strategi investasi.
Penurunan porto dan peningkatan produktivitas kerja.
asal tolak ukur di atas dapat dijadikan sebagai pedoman buat menjalankan bisnis. menggunakan berakibat tolak ukur di atas menjadi pedoman maka perusahaan dapat mengetahui di termin mana peruahaan tersebut berada.
Customer Perspective (Perspektif Pelanggan)
Customer Perspective berkaitan dengan cara perusahaan melayani pelanggan. Adanya pelayanan yang mengagumkan tentu saja akan menaikkan loyalitas konsumen terhadap perusahaan. sebaliknya, Jika pelayanan perusahaan terhadap pelanggan jelek maka sudah dipastikan pelanggan akan mencari perusahaan lain yang memiliki sistem yg lebih indah. ada beberapa ketetapan yg dimiliki perusahaan dalam perspektif pelanggan ,yaitu:
Seberapa besar omzet penjualan.
tingkat laba yg didapatkan perusahaan.
Berapa poly pelanggan yang dihasilkan.
Persentase loyalitas pelanggan terhadap produk.
tingkat kepuasan pelanggan.
tingkat profitabilitas pelanggan.
Kebutuhan pelanggan.
menggunakan memberlakukan pelanggan dengan baik sangat menguntungkan buat perusahaan itu sendiri, sebab semakin baik perusahaan memberlakukan pelanggan dengan baik maka semakin meningkat loyalitas perusahaan dimata pelanggan.
Internal Process Perspective (Perspektif Proses usaha Internal)
Internal Process Perspective ialah evaluasi perusahaan berasal setiap unit kerja. buat mengukur poin ini, pemimpin perusahaan harus terus mengamati bagaimana kondisi internal pada perusahaan. Kemampuan serta keahlian yang dimiliki setiap karyawan bisa membentuk proses bisnis internal yang cantik.
tak hanya dari jumlah konsumen namun jua asal segi omzet dan keuntungan yg didapatkan sang perusahaan jua akan bertambah. terdapat beberapa hal yg wajib diperhatikan dalam perspektif proses bisnis internal, yaitu:
Proses penemuan berkaitan dengan ide-inspirasi terhadap produksi barang.
Proses operasi berkaitan dengan kegiatan dan rutinitas sehari-hari yang dilakukan bagian internal.
Proses pasca penjualan berkaitan dengan metode pemasaran yg tepat buat mempertinggi omzet penjualan.
Learning and Growth Perspective (Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan)
pada prespektif ini karwayan menjadi elemen yg sangat krusial yg wajib dijaga oleh perusahaan. karena tanpa adanya karyawan proses pertumbuhan serta perkembangan perusahaan akan menghadapi poly kendala.
dalam hal ini karyawan berfungsi menjadi pendukung pada perspektif keuangan serta pelanggan. Selain eksistensi karyawan, perusahaan jua harus memperhatikan sistem serta mekanisme kerja yg perlu diterapkan dalam internal perusahaan. terdapat beberapa hal yg sebagai tolak ukur dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan ini, yaitu:
Kapabilitas atau kemampuan karyawan.
Kemampuan mengelola sistem isu.
Motivasi, dorongan, serta garis tanggung jawab
Itulah beberapa perspektif asal balance scorecard untuk mengetahui bagaimana berukuran kinerja perusahaan supaya lebih efektif serta efisien. menggunakan memakai sistem BSC ini perusahaan akan menghasilkan taktik untuk merefleksikan korelasi antara tujuan seni manajemen, inisiatif, dan langkah – langakh buat membantu keberhasilan, serta menentukan hasil jangka panjang. Selain itu memakai sistem BSC ini jua bisa mempelajari apakah perusahaan berkembang dengan baik atau tidak.
Sumber : https://sniconsulting.co.id/2020/10/14/manfaat-perspektif-balance-scorecard-bagi-perusahaan/
Artikel Terkait : http://akuntansi.uma.ac.id/2021/11/25/pembukuan-bisnis-kecil-mempekerjakan-pembukuan-freelance-vs-perusahaan/