Jakarta, 12/09/2014 MoF (Fiscal) News – Indonesia menjadi negara pertama di ASEAN yang akan menerapkan sistem akuntansi berbasis akrual. Tahun 2015 nanti, sistem akuntansi untuk pelaporan keuangan pemerintah akan berubah dari basis kas menjadi basis akrual. Menurut Direktur Jenderal Perbendaharaan Marwanto Harjowiryono, ini ditujukan untuk meningkatkan kepercayaan investor ke depannya.
“Negara maju, New Zealand, Australia, di UK juga. Di ASEAN kita lebih dahulu. Mudah-mudahan ini bisa menimbulkan trust, khususnya investor. Bahwa ke depan kita memiiliki sebuah laporan yang menggambarkan hak dan kewajiban kita,” katanya saat konferensi pers di Gedung Dhanapala, Jakarta pada Jumat (12/9).
Sistem akuntansi berbasis akrual merupakan suatu sistem yang membutuhkan perubahan mindset saat implementasinya nanti. Menurut Marwanto, ini karena ada perubahan sistem pencatatan. “Misalnya contoh penerimaan pajak, saat basis kas, saat uangnya belum kita terima, belum kita catat. Tetapi, nanti saat basis akrual, pada saat sudah ada ketetapan pajak, pada saat itulah ditetapkan sebagai bagian dari penerimaan (sudah dicatat),” jelasnya.
Menurutnya, dengan perubahan sistem ke basis akrual, negara memberikan transparansi kepada publik, dimana hak dan kewajibannya dicatat secara transparan. Saat ini, Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan tengah menyelesaikan persiapan perangkat untuk implementasi pada tahun depan. “PP, PMK dan peraturan dibawahnya sudah disusun. Selain itu, kami juga melakukan komunikasi kepada stakeholders. Karena ini mazhab-nya perlu pemahaman yang berbeda, sehingga butuh komunikasi yang lebih intens dengan mitra kerja kita,” pungkasnya.